Sunday, October 21, 2018

11 ADAB BAGI PENUNTUT ILMU

◾️ 11 ADAB BAGI PENUNTUT ILMU ◾️

(01). Pergi dan duduknya seorang penuntut ilmu ke majelis ilmu wajib ikhlas hanya karena Allah, tanpa adanya riya' dan tujuan lainnya.

(02). Berdo'a kepada Allah sebelum dimulainya majelis ilmu agar ilmunya diberkahi, yaitu ditambahkan ilmunya, diberi pemahaman dan dimudahkan dalam mengamalkannya.

(03). Bersegera datang ke majelis ilmu dan tidak terlambat, datangnya terlebih dahulu sebelum ustadznya.

(04). Jika majelis ilmu ada di masjid, maka sebelum duduk hendaknya mengerjakan shalat sunnah tahiyatul masjid.

(05). Jika bercampur antara jamaah wanita dan pria, maka hendaknya diberi pembatas atau hijab di antara mereka untuk menghindari fitnah, atau mengadakan majelis ilmu di tempat tertentu khusus untuk para wanita.

(06). Tidak menyuruh orang lain berdiri, pindah atau menggeser dari tempat duduknya.

(07). Tidak meletakkan tangan kiri ke arah belakang, karena itu adalah perilaku kaum yang dimurkai (HR. Abu Dawud no. 4848)

(08). Hendaknya mendekat kepada ustadz saat dia akan memulai kajian.

(09). Mencatat ilmu agar tidak mudah hilang.

(10). Tenang, tidak berbicara, tidak bersenda gurau ataupun berbantah-bantahan yang sia-sia, tidak sibuk sendiri dengan banyak bergerak, menolah-noleh ke belakang atau ke kiri dan kanan, hendaknya mata tertuju fokus kepada ustadz dalam majelis ilmu.

"Barangsiapa tidak memuliakan ilmu, maka ilmu pun tidak akan menjadikannya mulia"

Jika seorang murid berakhlak buruk kepada ustadznya maka menimbulkan dampak yang buruk, seperti hilangnya berkah dari ilmu yang di dapat, tidak dapat mengamalkan ilmunya, atau tidak dapat menyebarkan ilmunya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Sebaik-baik kalian Islamnya adalah yang paling baik akhlaknya jika mereka menuntut ilmu" (HR. Ahmad no. 10329, Shahiihul Jaami' no. 3312, hadits dari Abu Hurairah).

Usamah bin Syariik radhiyallahu ‘anhu berkata : "Kami duduk di sisi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seakan-akan ada burung di atas kepala kami, tidak ada seorang pun dari kami yang berbicara..." (HR. Ath-Thabrani dan Ibnu Hibban, lihat Shahiihut Targhib no. 2652)

Imam asy-Syafi'i rahimahullah berkata : "Aku membalik lembaran halaman di hadapan Malik dengan pelan, karena segan kepadanya agar ia tidak mendengar suaranya"

Ar-Rabi’ bin Sulaiman rahimahullah berkata : "Demi Allah, aku tidak berani meminum air dalam keadaan asy-Syafi’i melihatku karena segan kepadanya"

Janganlah datang sekedar bermain HP dan banyak menguap, duduk bersandar, tidur, memotret, menjulurkan kaki, memberikan komentar saat ustadz sedang menjelaskan, sambil makan, minum, mengecap permen, ingin bertemu ustadznya saja atau tujuannya hanya untuk berdagang dll.

Jangan mengangkat suara saat firman Allah Ta'ala dan hadits Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dibacakan, sehingga berakibat tidak mendapatkan rahmat dan terhapusnya amalan (Baca QS. 7 : 204 dan QS. 49 : 2)

Ahmad bin Sinan rahimahullah berkata :

"Tidak ada yang berbicara di majelisnya 'Abdurrahman bin Mahdi, tidak ada pensil yang diraut, tidak ada seorangpun yang tersenyum, dan tidak ada seorangpun yang berdiri, seolah-olah di atas kepala mereka ada burung atau seolah-olah mereka sedang shalat. Jika ia melihat salah seorang di antara mereka tersenyum atau bercakap-cakap, maka dia memakai sandalnya lalu keluar" (lihat Siyar A’laamin Nubalaa' IX/201-202)

(11). Bershalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan membaca do'a penutup majelis ketika kajian selesai.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

“Kaum mana saja yang duduk lama di suatu majelis kemudian mereka berpisah sebelum berdzikir kepada Allah dan sebelum bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, melainkan hal itu akan menjadi kerugian bagi mereka dari Allah. Apabila Allah menghendaki, Dia akan mengadzab mereka dan apabila Dia menghendaki, Dia akan mengampuni mereka" (HR. Al-Hakim 1/674, hadits dari Abu Hurairah, Shahiihul Jaami' ash-Shaghiir no 2738).

✍️ Ustadz Najmi Umar Bakkar
https://telegram.me/najmiumar

0 comments:

Post a Comment