Saturday, December 1, 2018

JENIS JENIS TAWASUL


JENIS JENIS TAWASUL

1.       Tawasul dengan amal sholeh
Cerita orang di dalam gua, hadits nabi tentang bertawasul dengan amalan sunnah pada hadits arbain (Hadits Qudsi), Hadits tentang posisi seorang deket dengan Rabb-Nya adalah saat sujud.

2.       Tawasul dengan Nama-nama dan Sifat Allah
Di dalam Qur’an surat Al-A’raf ayat 180, Allah katakan : Allah memiliki Asmaul Husna, maka berdoalah kpd Allah dengan Nama-Nama tersebut.
Ulama mengatakan, berdoa kepada Nama2 Allah ituu maknanya ada dua. Dan doa sendiri itu ada  1. Doa Ibadah 2. Doa Mas’alah. Jadi kita berdoa kepada Allah dengan 2  jenis doa ini dengan Asmaul Husna.
Doa mas’alah dalam asmaul husna, ya kita sebut nama Allah : Ya roozaq, urzuqniiy..ya Rohman, Irhamniy..Ya Haasib..Haasibniy hisaaban Yashiroo. Dll. Ini berdoa secara lafadz dinamakan doa masa’alah.
Sedangkan doa ibadah dengan mengggunakan Asmaul husna yaitu maksudnya kita beribadah kepada Allah dengan konsekwensi nama2 yang terkandung pada nama2 Allah. Misalnnya kita tau bahwasannya Allah itu Al Ghoffar Maha Pengampun, maka kemudian kita ber-istighfar kepada Allah. Ketika kita mengetahui bahwa Allah itu Al-Alim (maha mengetahui),  maka kita berusaha untuk tidak berbuat dosa yang kita yakini itu dilihat oleh Allah.
Jadi ketika Allah mengatakan Allah memiliki Asmaul Husna, berdoalah kepada Allah dengan menyebut Asmaul Husna berarti kita berdoa dengan 2, doa ibadah dan doa mas’alah.

Disini Nabi berdoa kepada Allah dengan Nama2 Allah, misalnya :
Doa ketika ditimpa Kesedihan dan Kegalauan


Gambar. dari kitab jami' Shahih Al-Adzkar

Di dalam doa diatas terkandung,
-          Allah memiliki nama yang Dia namakan diri-Nya dengan-Nya artinyaa kita tidak boleh menamakan Allah dengan Nama2 yang tidak Allah namakan diri-Nya dengan Nama tersebut atau yang Rasul namakan dengan nama Tersebut. Biasanya ada yang bilang..Tergantung Dalangnya, sutradaranya atau ucapan “ aku mau ke masjid sholat, mau lapor kepada BOS. Ini enggk boleh, Kapan Allah menamakan dirinya dengan BOS ??.
-          Nama Allah ada 3, yang didalam AlQu’ran, di dalam Hadits, dan yang tersimpang di dalam ilmu Ghoib-Nya Allah. Yang diketahui dalam Al-Quran dan Hadits ada 99 nama. Bolehkah kita membatasi nama Allah dengan 99 ?? tidak boleh, karena masih ada Nama2 Allah yang tersimpan dalam ilmu Ghaib-Nya
-          Orang yang baca doa ini, Kesedihannya diganti kebahagiaan. Jadi tidak ada ceritanyaa orang mukmin itu sedih, tidak bisa move on. karena apa ? karena ia punya doa
Dipertemuan sebelum telah dijelaskan bahwa doa itu shilaahul mu’min (doa itu senjata orang beriman).
Senjata itu dikatakan bagus, jika terdapat 3 faktor :
1.       Material senjata tersebut, misalnya dari steanless
2.  Dari usernya..Senjata bagus tapi user tidak bagus, maka tidak manfaat. Maka ketika berdoa, sama seperti pedang dimana orang yang berdoa ituu hatinya khusuk atau tidak, di waktu yang mustajab atau tidak, atau orang yang terburu2 dalam berdoa (terburu2 maksudnya : aku sudah berdoa tapi blm di ijabah atau ia tidak yakin akan pengkabulan doanya). Ada suatu doa, apabila kita sebut doa inii, Allah akan kabulkan doa kita.

Gambar. dari kitab jami' Shahih Al-Adzkar

3.       Antum pakai pedang yang bagus, mainin pedang juga jago tapii antum mau nebas  batang pisang yang batang pisangnyaa dilapisi benton. Bisa atau tidak ?? tidak. artinya ketika berdoa, selain redaksi doanyaa, selain memperhatikan orang yang berdoanya..juga memperhatikan penghalang2 doa. Penghalang doa adalah makanan haram, minuman haram. Lihat hadits musafir yang berdoa tapi makanannya haram.

Berdoa dengan sifat Allah yaitu ketika ruqyah,
Misalnya meruqyah badan yang sakit. Dalam hadits :

Gambar. dari kitab jami' Shahih Al-Adzkar

Izzah itu sifat dari nama Al-Aziz ; Qudrah itu sifat dari nama Al-Qadir.
Jadi setiap nama Allah memiliki sifat, tapi namun tidak semua sifat memiliki nama. Dan ini berbeda dengan Nama manusia, nama manusia belum tentu sama dengan sifatnya : namanya latifah (prempuan yanng lembut),  tapi orangnya bawel.
Termasuk bersumpah, boleh dengan nama2 Allah atau boleh dengan Sifat2 Allah. Misalnya : Nabi bersumpah “demi dzat yg jiwaku berada ditangan-Nya”. (ini dengan sifat).
Misalnya demi Al-Qur’an, boleh. Karena ia bersumpah dengan kalimat 2 Allah. Yang menjadikan dalil bahwa  Al-Qu’ran adalah sifat Allah adalah sebuah doa ketika melewati tempat yang angker. Rasulullaah Ajarkan doa : ‘auudzubikalimatillaahi taammaati min syarri maa kholaq.
Juga nabi pernah mengajarkan tawasul dengan sifat2 Allah dikala sujud.
Doa nabi : Allahumma ini a’uudzubika biridlooka min skhotik..wa bimuaafatika min ‘uquubatik…
Berlindung dengan Ridlo Allah dari murkanya, berlindung dengan Ampunan dari hukuman-Nya

3.       Bertawasul dengan Doa orang yang sholeh yang masih hidup.

Tapi jangan sering2 karena dikawatirkan mereportkan dan hati kita jadi tergantung dengan orang tersebut.
Umar bin khatab bertawasul dengan ibnu abbas.
Ingat riwayat seorang badui, yaitu utbiy . ini djadikan oleh orang2 yang membolehkan bertawasul dengan orang meninggal.
Bantahannya : 1. Riwayatnya dhoif. Jikapun itu shahih, itu tidak bisa dijadikan dalil karena utbiy bermimpi. Dan mimpi tidak bisa dijadikan dalil untuk syariat
Mungkin mereka akan berkata, bukankah adzan itu, pensyariatannya berasal dari mimpi ? benar. Iyaa karena saat itu nabi masih hidup. Dan itu merupakan sunnah taqriri (persetujuan) dari Rasulullah.


Tawasul para Nabi yang tercatat didalam Al-Qur'an :

Doa Nabi yusuf : Robbii qod ataitaniii….wa alhiqnii bishoolihiin.
Doa iftitah-nya Rasulullaah :
Doanya Nabi Yunus : doa ketika didalam perut ikan ketika meninggalkan kota nawa.

Orang yang tidak berdoa kepada Allah adalah orang yang tidak yakin bahwa Allah mampu menolong-Nya. Orang yang paling dekat dengan Allah adalah orang yang paling kuat doanya. Lihat nabi Yunus di dalam perut ikan, tetep tidak putus dari berdoa kepada Allah.

Doanya Nabi Musa : “ Robbiy ini dzolamtu nafsiy,, faghfirliiy”
Nabi Ibrahim dan Ismail : Robbanaa taqobal minna innaka antas samii’ul ‘Aliim.


Dalil dalil Aqli tentang wasilah :

Kemahakayaan Allah dimana semuanya bergantung kepada Allah.
Kalau kita bertawasul dengan orang yang sudah meninggal, maka orang meninggal nanti akan meng”omelin” kitaa di akherat kelak. Lihat  Qs. Al Ahqaf (5-6).

Orang itu menjadi sholeh  ? apakah itu berasal dari dirinyaa ? tidak itu karunia dari Allah. Lihat QS. At-takwir : 2 ayat  terakhir.
Kedudukan seseorang ituu seperti ulama, orang sholeh…itu hasil usaha  sendiri atau karunia dari Allah ??? karena itu karunia dari Allaah maka itu tidak bisa dijadikan dalil tawasul kpd allah.
Dari orang sholeh ini, kita bisa mendapatkan manfaat enggk ? tidak bisa. Lihat qs an-najm : 39 (dan manusia tidak mendapatkan dari apa yang ia usahakan). Kesholehan orang dari dari Allah. Misalnya kita minta manfaat dari kesholehan orang ini, bisa enggak ? tidak bisa karena kita hanya bisa mendapatkan manfaat dari usaha kita sendiri bgmn kita mendapatkan manfaat dengan kesholehan orang ini sedangkan kesholehan orang ini bukan sesuatu yang bukan kita usahakan. Maka dari ituu bgmn kita bertawasul dengan kesholehan orang lain, kan yang sholeh dia bukan kita. Karena amalan orang lain bukan usaha kita. Pengecualian orang lain adalah anak yang sholeh. Kenapa dari anak kita bisa mendapat manfaatnya ? karena anak itu ada disebabkan dari usaha orangtuanya.

TAWASUL itu sarana agar bisa mendekatkan diri kepada Allah

Penulis : Arif Abu Hanifah
Sumber : Catatan Kajian ustadz Haryanto  Hafidzahullaah di masjid Albayinah, Serpong Park BSD.
Membahas kitab Minhajul Muslim.