JENIS JENIS TAWASUL
1.
Tawasul
dengan amal sholeh
Cerita orang di
dalam gua, hadits nabi tentang bertawasul dengan amalan sunnah pada hadits
arbain (Hadits Qudsi), Hadits tentang posisi seorang deket dengan Rabb-Nya
adalah saat sujud.
2.
Tawasul
dengan Nama-nama dan Sifat Allah
Di dalam Qur’an
surat Al-A’raf ayat 180, Allah katakan : Allah memiliki Asmaul Husna, maka
berdoalah kpd Allah dengan Nama-Nama tersebut.
Ulama
mengatakan, berdoa kepada Nama2 Allah ituu maknanya ada dua. Dan doa sendiri
itu ada 1. Doa Ibadah 2. Doa Mas’alah.
Jadi kita berdoa kepada Allah dengan 2 jenis doa ini dengan Asmaul Husna.
Doa mas’alah
dalam asmaul husna, ya kita sebut nama Allah : Ya roozaq, urzuqniiy..ya Rohman,
Irhamniy..Ya Haasib..Haasibniy hisaaban Yashiroo. Dll. Ini berdoa secara lafadz
dinamakan doa masa’alah.
Sedangkan doa
ibadah dengan mengggunakan Asmaul husna yaitu maksudnya kita beribadah kepada
Allah dengan konsekwensi nama2 yang terkandung pada nama2 Allah. Misalnnya kita
tau bahwasannya Allah itu Al Ghoffar Maha Pengampun, maka kemudian kita
ber-istighfar kepada Allah. Ketika kita mengetahui bahwa Allah itu Al-Alim (maha
mengetahui), maka kita berusaha untuk
tidak berbuat dosa yang kita yakini itu dilihat oleh Allah.
Jadi ketika
Allah mengatakan Allah memiliki Asmaul Husna, berdoalah kepada Allah dengan
menyebut Asmaul Husna berarti kita berdoa dengan 2, doa ibadah dan doa mas’alah.
Disini Nabi
berdoa kepada Allah dengan Nama2 Allah, misalnya :
Doa ketika
ditimpa Kesedihan dan Kegalauan
Gambar. dari kitab jami' Shahih Al-Adzkar
Di dalam doa diatas
terkandung,
-
Allah memiliki nama yang Dia namakan diri-Nya
dengan-Nya artinyaa kita tidak boleh menamakan Allah dengan Nama2 yang tidak
Allah namakan diri-Nya dengan Nama tersebut atau yang Rasul namakan dengan nama
Tersebut. Biasanya ada yang bilang..Tergantung Dalangnya, sutradaranya atau
ucapan “ aku mau ke masjid sholat, mau lapor kepada BOS. Ini enggk boleh, Kapan
Allah menamakan dirinya dengan BOS ??.
-
Nama Allah ada 3, yang didalam AlQu’ran, di
dalam Hadits, dan yang tersimpang di dalam ilmu Ghoib-Nya Allah. Yang diketahui
dalam Al-Quran dan Hadits ada 99 nama. Bolehkah kita membatasi nama Allah
dengan 99 ?? tidak boleh, karena masih ada Nama2 Allah yang tersimpan dalam
ilmu Ghaib-Nya
-
Orang yang baca doa ini, Kesedihannya diganti
kebahagiaan. Jadi tidak ada ceritanyaa orang mukmin itu sedih, tidak bisa move
on. karena apa ? karena ia punya doa
Dipertemuan
sebelum telah dijelaskan bahwa doa itu shilaahul mu’min (doa itu senjata orang
beriman).
Senjata itu
dikatakan bagus, jika terdapat 3 faktor :
1.
Material senjata tersebut, misalnya dari
steanless
2. Dari usernya..Senjata bagus tapi user tidak
bagus, maka tidak manfaat. Maka ketika berdoa, sama seperti pedang dimana orang
yang berdoa ituu hatinya khusuk atau tidak, di waktu yang mustajab atau tidak,
atau orang yang terburu2 dalam berdoa (terburu2 maksudnya : aku sudah berdoa
tapi blm di ijabah atau ia tidak yakin akan pengkabulan doanya). Ada suatu doa,
apabila kita sebut doa inii, Allah akan kabulkan doa kita.
Gambar. dari kitab jami' Shahih Al-Adzkar
3.
Antum pakai pedang yang bagus, mainin pedang
juga jago tapii antum mau nebas batang
pisang yang batang pisangnyaa dilapisi benton. Bisa atau tidak ?? tidak.
artinya ketika berdoa, selain redaksi doanyaa, selain memperhatikan orang yang
berdoanya..juga memperhatikan penghalang2
doa. Penghalang doa adalah makanan haram, minuman haram. Lihat hadits
musafir yang berdoa tapi makanannya haram.
Berdoa dengan
sifat Allah yaitu ketika ruqyah,
Misalnya meruqyah badan yang sakit. Dalam hadits
:
Gambar. dari kitab jami' Shahih Al-Adzkar
Izzah itu
sifat dari nama Al-Aziz ; Qudrah itu sifat dari nama Al-Qadir.
Jadi setiap
nama Allah memiliki sifat, tapi namun tidak semua sifat memiliki nama. Dan ini
berbeda dengan Nama manusia, nama manusia belum tentu sama dengan sifatnya :
namanya latifah (prempuan yanng lembut), tapi orangnya bawel.
Termasuk
bersumpah, boleh dengan nama2 Allah atau boleh dengan Sifat2 Allah. Misalnya :
Nabi bersumpah “demi dzat yg jiwaku berada ditangan-Nya”. (ini dengan sifat).
Misalnya demi
Al-Qur’an, boleh. Karena ia bersumpah dengan kalimat 2 Allah. Yang menjadikan
dalil bahwa Al-Qu’ran adalah sifat Allah
adalah sebuah doa ketika melewati tempat yang angker. Rasulullaah Ajarkan doa :
‘auudzubikalimatillaahi taammaati min syarri maa kholaq.
Juga nabi
pernah mengajarkan tawasul dengan sifat2 Allah dikala sujud.
Doa nabi :
Allahumma ini a’uudzubika biridlooka min skhotik..wa bimuaafatika min ‘uquubatik…
Berlindung
dengan Ridlo Allah dari murkanya, berlindung dengan Ampunan dari hukuman-Nya
3. Bertawasul
dengan Doa orang yang sholeh yang masih hidup.
Tapi jangan
sering2 karena dikawatirkan mereportkan dan hati kita jadi tergantung dengan
orang tersebut.
Umar bin khatab
bertawasul dengan ibnu abbas.
Ingat riwayat seorang badui, yaitu utbiy .
ini djadikan oleh orang2 yang membolehkan bertawasul dengan orang meninggal.
Bantahannya : 1.
Riwayatnya dhoif. Jikapun itu shahih, itu tidak bisa dijadikan dalil karena
utbiy bermimpi. Dan mimpi tidak bisa dijadikan dalil untuk syariat
Mungkin mereka
akan berkata, bukankah adzan itu, pensyariatannya berasal dari mimpi ? benar. Iyaa
karena saat itu nabi masih hidup. Dan itu merupakan sunnah taqriri
(persetujuan) dari Rasulullah.
Tawasul para Nabi yang
tercatat didalam Al-Qur'an :
Doa Nabi yusuf :
Robbii qod ataitaniii….wa alhiqnii bishoolihiin.
Doa iftitah-nya
Rasulullaah :
Doanya Nabi
Yunus : doa ketika didalam perut ikan ketika meninggalkan kota nawa.
Orang yang tidak berdoa kepada Allah adalah
orang yang tidak yakin bahwa Allah mampu menolong-Nya. Orang yang paling dekat
dengan Allah adalah orang yang paling kuat doanya. Lihat nabi Yunus di dalam
perut ikan, tetep tidak putus dari berdoa kepada Allah.
Doanya Nabi Musa
: “ Robbiy ini dzolamtu nafsiy,, faghfirliiy”
Nabi Ibrahim dan
Ismail : Robbanaa taqobal minna innaka antas samii’ul ‘Aliim.
Dalil dalil Aqli tentang wasilah :
Kemahakayaan
Allah dimana semuanya bergantung kepada Allah.
Kalau kita
bertawasul dengan orang yang sudah meninggal, maka orang meninggal nanti akan
meng”omelin” kitaa di akherat kelak. Lihat Qs. Al Ahqaf (5-6).
Orang itu
menjadi sholeh ? apakah itu berasal dari
dirinyaa ? tidak itu karunia dari Allah. Lihat QS. At-takwir : 2 ayat terakhir.
Kedudukan
seseorang ituu seperti ulama, orang sholeh…itu hasil usaha sendiri atau karunia dari Allah ??? karena
itu karunia dari Allaah maka itu tidak bisa dijadikan dalil tawasul kpd allah.
Dari orang
sholeh ini, kita bisa mendapatkan manfaat enggk ? tidak bisa. Lihat qs an-najm
: 39 (dan manusia tidak mendapatkan dari apa yang ia usahakan). Kesholehan orang
dari dari Allah. Misalnya kita minta manfaat dari kesholehan orang ini, bisa
enggak ? tidak bisa karena kita hanya bisa mendapatkan manfaat dari usaha kita
sendiri bgmn kita mendapatkan manfaat dengan kesholehan orang ini sedangkan
kesholehan orang ini bukan sesuatu yang bukan kita usahakan. Maka dari ituu
bgmn kita bertawasul dengan kesholehan orang lain, kan yang sholeh dia bukan kita.
Karena amalan orang lain bukan usaha kita. Pengecualian orang lain adalah anak
yang sholeh. Kenapa dari anak kita bisa mendapat manfaatnya ? karena anak itu
ada disebabkan dari usaha orangtuanya.
TAWASUL itu sarana
agar bisa mendekatkan diri kepada Allah
Penulis : Arif Abu Hanifah
Sumber : Catatan Kajian ustadz Haryanto Hafidzahullaah di masjid Albayinah, Serpong Park BSD.
Membahas kitab Minhajul Muslim.